Beberapa orang mengeluh, betapa sekarang bahasa Indonesia semakin jarang digunakan secara utuh. Di setiap pembicaraan, tulisan, artikel, blog, song lyrics, nama toko, judul film lokal, atau apapun selalu ada bahasa asing yang terselip di dalamnya. Bahkan nama blog ini pun menggunakan bahasa Inggris. Its everywhere,
Kalau aku sih nggak ambil pusing. Its not a big matter. Akui sajalah, bahwa bahasa Indonesia itu nggak coolâ„¢, konvensional, dan old-fashion. Oleh karena itu, supaya pembicaraan atau tulisan lebih cool, perlu digunakan bahasa asing. Jangan banyak-banyak, cukup selipkan beberapa kata saja, gunakan sebagai keywords.
Terserah mau English, French, atau Japanese. Yang penting message delivered, pesan tersampaikan. Jika sepertinya lawan bicara tidak paham, dont worry, just give them translation after it, beri saja mereka terjemahan setelahnya. Easy isn’t it? Gampang kan?
Selain kelihatan lebih cool, penggunaan bahasa asing yang diselipkan juga akan menunjukkan kalau kita ini kaum terpelajar, clever, berpengetahuan luas, serta Go International. Biarkan lawan bicara atau pembaca tulisan kita tahu bahwa kita ini classy, berkelas gitu loh. Tidak perlu memaksakan diri seperti kaum marginal yang hanya berbahasa Indonesia saja, bersusah payah ngomong berdasarkan EYD. Tidak perlu pedulikan apa kata polisiEYD atau something like that.
Oleh karena itu, saat aku sedang menulis sesuatu, dan kupikir something is missing, maka pastilah di tulisan tersebut belum kutambahkan the secret recipe, bumbu rahasia yang membuat tulisanku lebih hot!. Pastilah aku belum menambahkan kata-kata asing didalamnya.
Kadang-kadang juga, saat menulis sesuatu yang memang nggak penting dan ngambang, aku tambahkan a little bit of english. Dan alakazzam, hasilnya akan lebih fantastic.
Lebih menyentuh
Penggunaan kata-kata asing ini diyakini akan lebih menyentuh pembaca dan lawan bicara. Misalnya:
- “Hidupku boring banget” akan lebih berkesan dibanding “Hidupku membosankan sekali”.
- “Happy birthday sayangku”, kedengaran lebih cantik dibanding “Selamat ulang tahun”.
- “My body is not delicious” akan lebih touching dibanding “Badanku sedang tidak enak”.
Jangan over dosage
Sekali lagi, cukup selipkan saja kata-kata asingnya, jangan terlalu banyak. Too much english will kill you. Tulisan dengan bahasa asing yang terlalu banyak akan terlihat complicated dan not friendly, membuat orang jadi malas membaca. Apalagi jika seluruh artikel tersebut berbahasa inggris. Kecuali jika memang tulisan ditujukan untuk orang asing. Aku kan menulis kan paling-paling cuma dibaca saudara setanah airku, nggak perlu inggris semua dong.
Aku sendiri tidak suka membaca artikel berbahasa inggris karena, just be honest, sebenarnya kemampuan bahasa inggrisku lemah. Tapi ingat, dengan menambahkan kata-kata berbahasa inggris saat menulis, aku jadi kelihatan smart kan?
Tidak terbatas English
Selain English, aku juga mempelajari bahasa-bahasa lainnya. Walaupun hanya sepatah dua patah kata, tapi akan lebih cool kalau diselip-selipkan. Kalau artikel bertema cinta selipkan bahasa prancis, artikel agama islam selipkan bahasa arab, artikel bertema manajemen dan industri selipkan bahasa jepang. Untuk artikel bertema teknologi selipkan bahasa jerman, tapi jika tidak bisa, English will work fine.
Tapi perlu diingat, kata yang diselipkan haruslah bahasa asing. Jangan menyelipkan bahasa daerah, jawa misalnya. Karena walaupun sama-sama tidak mengerti artinya, pembaca akan complaint kalo mendapati kata-kata berbahasa daerah. Selain itu, artikel jadi kelihatan weird.
Jadi, jika nanti muncul lagi tulisanku yang terdapat bahasa asing di dalamnya, whether it neccessary or not, dapat dipastikan kalau aku sedang tidak percaya diri dengan tulisanku itu, dan mengambil jalan pintas memasukkan kata-kata asing tersebut. Well, like I said before, Bahasa Indonesia itu nggak Coolâ„¢.
That’s it, mari kita jadikan EYD menjadi English yang Diselipkan, dan sampai jumpa pada tulisan berikutnya, Au Revoir!
Sumber dari : http://hericz.net/2005/12/bahasa-indonesia-itu-nggak-cool%E2%84%A2/